Sunday, May 31, 2009

BIBI DAN PROSES PERDAMAIAN TIMTENG Suara Pembaruan 6 April 2009


BIBI DAN PROSES PERDAMAIAN TIMTENG
Oleh: Tom Saptaatmaja

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu resmi dilantik Selasa 31 Maret 2009, pasca-Pemilu 10 Februari 2009. Bibi, pangilan akrab PM baru Israel, berjanji melanjutkan perundingan perdamaian dengan Palestina. Ia mengemukakan kelanjutan perdamaian setelah Partai Buruh yang berhaluan kiri tengah berjanji bergabung dengan kabinet berhaluan kanan..

Bibi bisa dilantik sebagai PM setelah ada kepastian Partai Buruh yang semula menolak berkoalisi, akhirnya menerima ajakan Bibi. Ehud Barak dari Partai Buruh menerima pos menteri pertahanan. Naiknya Bibi di kursi PM juga berkat dukungan dari Avigdor Lieberman, Ketua Partai Yisrael Beiteinu (artinya Israel Rumah Kita) yang beraliran ultra kanan. Dengan dukungan Lieberman, Bibi mendapat "suntikan" dukungan baru 65 anggota dari 120 anggota parlemen Israel. Lieberman menduduki kursi wakil Perdana Menteri dan Menlu. Sedangkan Partai Kadima memilih jadi oposan.

Naiknya Bibi, berarti merupakan comeback yang sukses dari politisi kelahiran Tel Aviv, 21 Oktober 1949 itu. Seperti diketahui, Ketua Partai Likud yang konservatif itu pernah menduduki kursi Perdana Menteri pada periode Juni 1996 hingga Juli 1999. Dari kursi PM, ia turun menjadi menduduki jabatan Menteri Keuangan Israel di bawah PM Ariel Sharon hingga 9 Agustus 2005. Ia mundur dari kursi Menkeu sebagai protes atas penarikan mundur sepihak Israel dari Jalur Gaza. Rekor juga dipegang Bibi, karena ia satu-satunya Perdana Menteri Israel yang lahir pascaberdirinya negara Israel pada 14 Mei 1948.

Pertanyaan kita, benarkah Bibi akan melanjutkan proses perdamaian? Meskipun Bibi sudah mengatakannya di atas, yakni akan melanjutkan proses perdamaian, namun sebagian besar dunia Arab dan Palestina khususnya, tidak begitu antusias menyambut Bibi sebagai PM Israel dan Lieberman sebagai wakil PM. Uni Eropa juga, karena pandangan Lieberman yang rasis. Juga sebagian warga Arab Israel yang menjadi pendukung loyal Partai Kadima yang dipimpin Livni pesimis menyambut Bibi.

Ketidakantusiasan atau pesimisme itu terkait dengan janji dan pidato Bibi sewaktu kampanye sebelum pemilu lalu. Bibi pernah berjanji, bila terpilih jadi PM kembali dia tak akan mau bernegosiasi dengan Hamas. Bibi hanya fokus bernegosiasi dengan Presiden Mahmud Abbas dan lebih mengutamakan masalah keamanan di Tepi Barat. Ia juga tidak akan menyerahkan dataran tinggi Golan kepada Suriah, seperti diminta PBB. Golan direbut dari Suriah pada Perang Enam Hari, 1967.


Penuh Pesimisme

Memang bagi warga Palestina khususnya dan dunia Arab umumnya, siapa pun yang jadi Perdana Mentri Israel pasti akan direspons dengan nada penuh pesimisme. Namun, kadar pesimisme itu kian bertambah besar, ketika nama Bibi yang jadi PM. Boleh jadi ini terkait dengan track record Bibi sendiri yang sejak awal menjadi pendukung konsep "Eretz Yisrael" (Israel Raya) yang tidak bisa dibagi-bagi, apalagi dalam dua negara.

Jangan lupa Bibi punya ayah bernama Ben-Zion Netanyahu, profesor sejarah Yahudi dan bekas pembantu senior dari Zeev Jabotinsky. Nama terakhir adalah sosok penggagas Zionisme Revisionis yang menghalalkan segala cara, termasuk cara kekerasan untuk mengusir warga Palestina, ketika tanah Palestina ditetapkan sebagai tempat bagi berdirinya negara Israel yang harus menampung kembalinya orang Israel (dispora) dari seluruh dunia.

Zeev Jabotinsky juga mendirikan banyak sayap militer seperti Irgun, organisasi teroris dan militan di bawah tanah. Bibi jelas sangat terpengaruh Jabotensky. Apalagi, Partai Likud merupakan pengusung ide-ide nasionalis kaum Zionis Revisionis yang digagas oleh Zeev Jabotinsky.

Tidak heran, Bibi dan Likud menjadi pendukung utama untuk agresi Israel ke Gaza (27 Desember 2008 - 17 Januari 2009) guna menghancurkan Hamas. Sikap Bibi yang tak mau bernegosiasi dengan Hamas jelas sama dengan sikap Hamas yang tak mau bernegosiasi langsung dengan Pemerintah Israel. Dengan demikian bisa ditebak sendiri, prospek perdamaian tengah memasuki tahapan yang penuh absurditas. Malah mungkin meredup tanpa harapan jelas.

Kalau Livni yang maju sebagai PM Israel, prospek perdamaian akan sedikit lebih jelas. Pasalnya, Livni setuju sekali dengan penarikan Israel dari Jalur Gaza dan Tepi Barat. Livni juga tidak setuju cap teroris pada setiap pejuang Palestina yang berjuang bagi berdirinya negara Palestina. Livni juga sudah lama ikut aktif jadi perunding perdamaian Palestina- Israel. Ia sudah pasti didukung warga Arab tahun 1948 yang menjadi anggota Partai Kadima. Menurut Majali Wahbah, anggota Knesset yang juga deputi menlu dari warga Arab, sebagian besar warga Arab lebih mendukung Livni daripada Bibi, karena Livni bersikap moderat terhadap Palestina.

Livni juga pernah berkata: "Saya menjalani hidup dengan kata hati, bangsa Palestina berhak untuk memiliki negara!". Maka bila Livni terpilih jadi PM, dia akan menaikkan status Otoritas Palestina di Tepi Barat, bahkan membantu mewujudkan impian berdirinya negara Palestina yang berdaulat. Apalagi, dia mendukung gagasan dua negara untuk dua bangsa di bumi Palestina.

Tidak heran Livni agak tak bergairah menyambut pelantikan Bibi jadi PM. Livni juga menolak pos Menlu di bawah PM Bibi, padahal Presiden Shimon Peres sudah meminta dia untuk mau berada di pos Menlu, sebagaimana Peres dulu menjadi Menlu pada era PM Ariel Sharon, meski berbeda ideologi politik (Jerusalem Post, 19/2/2009).

Jadi, dengan naiknya Bibi, bisa dipastikan upaya untuk mewujudkan perdamaian di bumi Palestina menghadapi jalan yang kian terjal. Nasib warga Palestina pun akan tetap tidak pasti. Kepastian pada mereka hanya hari-hari panjang dalam penderitaan sebagai bangsa yang belum memiliki negara sendiri yang berdaulat.

Penulis adalah aktivis Perdamaian

INSPIRASI DARI DAHLAN ISKAN

INSPIRASI DARI DAHLAN ISKAN-Tabloid Gloria edisi 370 IV September 2007,
Tom S Saptaatmaja

Bagi Pembaca Harian Jawa Pos dan jaringannya, sejak edisi 26 Agustus 2007 lalu dan seterusnya mendapat sharing menarik dari Dahlan Iskan yang baru melakukan cangkok liver di Tiongkok. Banyak hal yang menarik dalam pergulatan Pak Dalan dalam menghadapi penyakit, penderitaan dan kemiskinan pada masa kecilnya.Dalam menghadapi kondisi seperti itu, ternyata terjadi dan tanya jawab batin antara Pak Dahlan dengan Tuhan. Benar-benar terjadi pergulatan eksistensial, karena menyangkut keberadaan atau hidup mati beliau. Yang mengejutkan rasa humor Pak dahlan tidak hilang, meski berada dalam kondisi yang sulit dan berat. Secara pribadi, penulispun diperkaya. Pembaca Gloria ada untungnya jika menyimak pengalaman beliau, karena toh tabloid ini juga masuk dalam kelompok Jawa Pos Group.

Seperti ditulis Pak Dahlan sendiri, mulai 6 Agustus 2007 lalu, beliau hidup dengan liver barunya. Liver lamanya dibuang karena terkena sirosis akibat virus Hepatitis B. ”Kelihatannya akan baik-baik saja. Tidak ada tanda-tanda kegagalan seperti yang dialami Cak Nur (Nurcholish Madjid, tokoh yang digadang-gadang menjadi salah satu calon presiden) yang menjalani transplantasi liver di Tiongkok pada 19 Juli 2004”(Jawa Pos,
26/8/2007).

Keberanian Memanggul dan Mati di Salib

Mengapa Pak Dahlan berani melakukan operasi ganti liver? Ditulisnya lagi, bahwa beliau biasa membuat keputusan berani, keputusan besar, dan keputusan yang cepat di perusahaan ikut memengaruhi keberanian membuat keputusan dengan kualitas yang sama untuk dirinya. Beliau juga yakin mampu me-manage hal-hal yang rumit selama ini, tentu juga akan mampu me-manage kerumitan persoalan yang ternyata ada di dalam tubuhnya.

Apakah tidak ada kekhawatiran sama sekali akan gagal dan kemudian meninggal? Tentu ada. Tapi, amat kecil. Pak Dahlan tahu kapan harus ngotot dan kapan harus sumeleh. ”Keluarga saya yang miskin dan menganut tasawuf Syathariyah sudah mengajarkan sejak awal tentang sangkan paraning dumadi (dari mana dan akan ke mana hidup dan semua kejadian)”. Ini membuatnya akan ngotot melakukan apa pun untuk berhasil, tapi juga tahu batas kapan harus berakhir. Apalagi banyak keluarga Pak Dalan mati muda, sehingga beliaupun sudah siap sejak kecil akan mati muda.

Jadi ternyata keberanian menaggung resiko termasuk berani menghadapi maut, bisa membuat kita justru kuat dalam menaggung apapun.Yesus, teladan kita juga tahu bahwa Dia harus disalib dan siapa yang mengklaim sebagai muridNya harus berani memanggul salib. Keberanian menghadapi segala realita, sepahit apapun, apalgi jika kita tanggung dalam salib Yesus, sebenarnya justru akan memberikan kita kekuatan dan penghiburan di masa-masa sulit seperti saat menghadapi bencana, masalah rumah tangga atau sakit penyakit serta 1001 persoalan lain.

Doa dan Email Pak Dalan

Yang istimewa bahwa Pak Dahlan mendapat dukungan doa dari beragam kalangan agar beliau selamat dalam operasi liver itu.Umat Islam, Kristiani, Budha hingga Aliran Kebatinan Sapto Darmo ikut berdoa. Ini menunjukkan sosok beliau yang diterima semua kalangan. Dan doa memang bisa menjadi sumber kekuatan. Vincentius A Paulo, tokoh Prancis abad 16 yang peduli pada kaum miskin pernah berkta:”Berilah aku seorang pendoa, maka aku akan bisa melakukan segalanya”. Kalau ada yang berdoa bagi kita di masa-masa sulit, itu jelas menjadi keberuntungan kita.

Cuma dalam hal doa ini, Pak Dahlan punya pendapat yang berbeda dengan penulis, karena doa dalam pandandan beliau seperti memerintah Tuhan. Beliau tak mau seperti itu. Maka ketika akan operasi ganti liver itu,Pak dalan berdoa: ” Tuhan, terserah engkau sajalah! Terjadilah yang harus terjadi. Kalau saya harus mati, matikanlah. Kalau saya harus hidup, hidupkanlah! Selesai. Perasaan saya tiba-tiba lega sekali. Plong. Kereta pun tiba di depan ruang operasi”(Jawa Pos 28/9).

Berikut ini antara lain email penulis pada Pak Dahlan tanggal 6 September lalu untuk membicarakan masalah doa tersebut:” Saya merasa beruntung membaca sharing Panjenengan.Saya ikuti, kata demi kata,kalimat demi kalimat.Luar biasa dan harus saya apresiasi.Saya semakin kagum dengan Panjenengan, mahluk Tuhan yang unik dan memperkaya wawasan saya.

Tapi jujur saja saya tidak sependapat soal doa yang identik dengan memerintah Tuhan.Doa dalam iman katolik saya adalah sebuah komunikasi antara Sang Pencipta dengan ciptaan yang paling berakal yakni manusia. Dan relasi Allah dengan manusia, bukan relasi antara atasan-bawahan.

Doa dalam pandangan pribadi saya seperti hubungan antara Allah sebagai sumber air –sumber nafas-sumber hidup.Kalau kita tidak berdoa, tidak punya relasi dengan Tuhan, kita akan kehilangan nafas, kehausan dan mati, bukan hanya secara fisik tetapi juga secara rohani. Saya suka menghayati doa atau hubungan saya dengan Allah, sebagai relasi antara seorang ibu yang sedang menyusui dengan si jabang bayi (jabang bayi itu saya).Saya merasa tenang, damai, tidak mikir apa-apa, walaupun hidup di dunia penuh masalah”.

Penulispun juga menyinggung dalam email ke Pak Dahlan itu agar kita tidak begitu mendewakan akal kita sendiri, seolah kita mau menyelami jalan pikiran Tuhan.Tapi kita juga tidak mungkin bisa memahami jalan pikiran Tuhan, kita hanya berharap apa yang kita lakukan sesuai dengan kehendakNya. Agustinus yg sekuler (sebelum jadi katolik) pernah berjalan di pantai, lalu melihat seorang anak. Anak itu membuat kolam kecil di tepi pantai. Lalu dia memasukkan air laut ke kolam itu dengan gayung kecil,berulang kali.
Agustinus bertanya:"Apa yang kau lakukan?"
Si anak menjawab :"Aku sedang mencoba memasukkan air laut ke
Kolamku"
"Itu mustahil dan konyol"
Si anak yang ternyata seorang malaikat menjawab :"Lebih konyol lagi adalah manusia yang otaknya begitu kecil tapi coba memasukkan kemahabesaran Allah dam kesempitan pikirannya"

Email saya ternyata dibalas Pak Dahlan seperti berikut:
"Trims pak atas emailnya.
Kalau saya perhatikan email bapak, rasanya saya memang kurang pandai
memilih kata dalam tulisan saya. seharusnya saya membedakan term doa dalam
islam dan kristen. kalau saya lihat (saya sering hadir dlam kebaktian di
gereja kristen maupun katolik tapi tidak ikut dalam sakramennya), memang
ada sedikit perbedaan term "doa". Di gereja, kalau saya tidak salah
menangkap, semua bentuk pujian kepada Tuhan disebut "doa".
Di Islam "doa" lebih pada term permintaan kepada Tuhan. Sedang untuk
pujian2 kepada Tuhan disebut "dzikir" atau "dzikr", atau kalau orang Jawa
menyebutkan "dikir". Jadi doa dan dzikr agak beda. Yang saya maksud dalam
tulisan saya dengan "doa" adalah khusus mengenai "permohonan". Di Islam
memang ada perintah perbanyak dzikir, tapi tidak ada perintah yang sama
untuk doa.
Dengan demikian rasanya perbedaan pendapat tidak ada lagi.
Atau masih?
salam
Dahlan Iskan”

Semoga tulisan ini memberi inspirasi bagi umat Tuhan dalam menghadapi setiap masalah khususnya sakit dan penderitaan. Pak Dahlan memang bukan Tuhan atau seorang santo, demikian juga penulis bukanlah juru bicara Tuhan atau sosok yang istimewa.Hanya penulis juga pernah sakit parah dan banyak orang mengira saat sakit itu hidup saya sudah berakhir. Sepi sendiri dalam pergulatan batin dan raga yang lara. Lewat doa dan kesabaran serta cinta kasihNya, penulis bisa bangkit lagi dan melanjutkan kuliah, bekerja dan hingga saat ini masih menikmati damai sejahtera, sukacita dan 1001 anugrahNya. Tak ada yang hendak saya pamerkan,selain pamer dan bangga akan kasih Yesus yang membuat kita kuat menanggung segala perkara.

Friday, May 29, 2009

Kado Paus Untuk Palestina Jawa Pos 15 Mei 2009 Dalam Bahasa Ibrani

האפיפיור של המתנה פלסטין

האפיפיור Benediktus XVI לביקור במזרח התיכון (8-15 במאי 2009). ראשית, את ביקורו של האפיפיור ירדן, ישראל ופלסטין. בקר זה מעניין. במיוחד תוך כדי ביקורת על היחס של האפיפיור לבטל ekskomunikasi (שמתה) נגד בישוף שסירבו שחיטה של יהודים על ידי גרמניה הנאצית.

הוא רץ Mgr וויליאמסון ריצ 'רד, בית מדרש נגיד בארגנטינה לה Reja (Jawa ממוצע, 12 במאי 2009). הוא רץ Zionisme ביקורת היה מכור ב 2002 ו כי מספר היהודים נהרגו בשואה הוא רק 300 אלף, ולא 6 מיליון. כמו כן אין חדר כגון דלק במהלך dikisahkan זה.

למרות להתנצל, הביקורת היא כבר זורם אל Benediktus XVI האפיפיור כי הם לא היו מיד mengekskomunikasi (לגרש) ריצ 'רד. הגישה של האפיפיור נחשב כדי להרגיז את מרבית היהודים בעולם ו pemerintaah ישראל. אבל, את היחס של האפיפיור אינו תומך בין ריצ 'רד mengekskomunikasi נקודות פלסטיני. עבור, כאשר העם הזה יהיה להמחץ הפלסטינית או היהודית zionis מי היו הקורבנות של הנאצים.

דיון עבור Zionisme

הצהרת של ריצ 'ארד בדיוק מה Frequently Asked נשיא איראן אחמדינג' אד. לאחרונה אחמדינג 'אד גם לבצע שנוי במחלוקת במרכז נאומו של העולם, בכנס נגד גזענות (WCAR) או KTT Antirasisme (בדיוק 20/4/2009) בג' נבה, שוויץ.

במהלך הנאום, אחמדינז 'אד Zionisme ולבקר את תהליך terbentuknya ישראל. הוא מזכיר הממשלה של ישראל מ 1948 עד 2009 כפי rasis לישב את הממשלה הפלסטינית האומה. הלידה של ישראל גם האלצות נטען, כי המערב שלח יהודי עולה האירופי ושל ארה"ב ממוצא במטרה להקים את הממשלה הפלסטינית rasis.

דיון אחמדינג 'אד הוא בהחלט אמת. את האמת, כמו אומרים "adagium", לעיתים אכן המר. אם יש "השואה" נכון, ישראל לא צריכה לעשות גם 6 מיליון אנשים סובלים פלסטיני ו tersisih מן האדמה שלו. אבל, מה קורה, את ארץ פלסטין כבר אחוז בידי ישראל. הקמתה של ישראל בשנת 1948 הוא לא להפריד בין תפקיד אימפריאליסט בריטניה.

אם יש toh "השואה", את pitied מאוד להיות שיש להם besmirch את ההיסטוריה של תרבות המערב, כי כיום אין אפשרות להפוך את השיעור עבור מנהיגים מהם. Tata העולם החדש, שיש לו digembar לדבר בטרוף, את רק רטוריקה טהורה. בגלל השלטון של העולם בשלב זה אנחנו עדיין את סדר העולם הישן, שוקל את המערכת של הממשלה לדכא את כבוד האדם ואת rasis כמו ממשלת ישראל, הם עדיין נסבל ואף נתמך.

אנחנו מודאגים, הדחקה הישראלי נגד העם הפלסטיני בפועל את הגדה המערבית ורצועת עזה. גם עם עלייה של חזרה PM בנימין נתניהו ואת אביגדור ליברמן, אשר פעל Menlu קורס ימין, את הלקוחות הפוטנציאלים של השלום Timteng יותר bleak. פתרונות בו מדינה ריבונית של העם הפלסטיני לחיות גם להיות אשליה.

ממשלת ישראל Rasis

ככל הידוע, את הממשלה החדשה של ישראל בשלב זה החזיק אותה דמות ידועה גזעני, מסית, כמו ליברמן או בנימין נתניהו. אל תשכח להיות אבא בשם ביבי בן ציון נתניהו, פרופסור להיסטוריה יהודית וכן בכירים לשעבר parlormaid זאב ז 'בוטינסקי. שם המשפחה שלה הוא penggagas Zionisme Revisionis את menghalalkan את כל האמצעים, כולל אלימות לנהוג פעילות rasis האזרחים הפלסטינים.

זאב ז 'בוטינסקי גם להקים כמה הזרוע הצבאית Irgun, ארגוני הטרור ואת לוחמני מחתרתי. ביבי הוא מושפע בבירור Jabotensky.

בנוסף, ביבי אין כמעט את ניסיון המשא ומתן לשלום. במקום זאת, ביבי יש יותר נסיון בתחום הצבאי השדה עם שתי אחיות, יונתן ו Iddo. שלושת האחים נתניהו לא להיות צופה ב Sayeret Matkal. למעשה, לימודי פסיכולוגיה, נראה כאילו יש לנקום את ליבם ביבי השנאה, זוכר שקרא אחיו יונתן נתניהו נהרג במבצע Entebbe בשנת 1976. ניסיון כזה ברור להציג את ביבי על העם הפלסטיני.

בינתיים, אביגדור ליברמן נולד 5 ביוני 1958 בעיר קישינב, מולדובה. הוא היה מעורב תנועה ימנית רדיקלית racially "Kach" מנהיג הרב מאיר כהנא שיש לו מטרה או לפזר ערבים פלסטינים תושבי מתוך שטחה של ישראל.

ברור כי מופיעות שתי דמויות תוסיף את הסבל של העם הפלסטיני, אשר סבלו מאז 1917, כאשר האבות יש לפנות מביתן, כדי לתת מקום של מהגרים יהודים. ואכן, יש rasis למעלה nuances מאחורי העם הפלסטיני של ישראל מ 1948 עד 2009.

כולנו תקווה כי ביקורו של האפיפיור הפעם Benediktus בדרך חזרה את תהליך השלום נתקע בשל הגידול של ביבי ו ליברמן, ושם הוא מקווה עבור המדינה הפלסטינית. מסכים עם הוותיקן, כולל פתרון של מדינה פלסטינית עצמאית (Jawa ממוצע, 12 במאי 2009).

הוותיקן הוא גם חושש כי ירושלים אינה dicengkeram ישראל להחזיק את עצמה, אבל הפך את עיר הבירה, כי הוא פתוח עבור השלישי embraces דתי Samawi. המלך הסעודי עבדאללה, במהלך ביקורו של הוותיקן כבר לפני זמן מה "sambat" כך את תהליך Yaudisasi אל קודס (ירושלים) עצר. בנוסף, גישות הוותיקן, התשובה נראית של המלך עבדאללה של התלונה. (*)

*). טום Saptaatmaja, alumnus STFT Sasana Widya מדרש ו סנט וינסנט דה פול, Pegiat קרוס חברה

Kado Paus Untuk Palestina,Jawa Pos 15 Mei 2009

Jawa Pos 15 Mei 2009
KADO PAUS UNTUK PALESTINA
Tom Saptaatmaja*)

Paus Benediktus XVI mengunjungi Timur Tengah (8-15 Mei 2009).Pertama Paus mengujungi Jordania, lalu Israel dan Palestina.Kunjungan ini menarik. khususnya di tengah kritik atas sikap Paus yang membatalkan ekskomunikasi atas seorang uskup yang menolak kebenaran pembantaian Yahudi oleh Nazi Jerman.

Uskup itu adalah Mgr Richard Williamson, Rektor Seminari La Reja di Argentina (Jawa Pos, 12 Mei 2009). Uskup ini memang doyan mengkrtik Zionisme dan pernah berkomentar pada 2002 bahwa jumlah Yahudi yang terbunuh dalam Holocaust hanya 300 ribu dan bukan 6 juta. Juga tak ada kamar gas seperti yang selama ini dikisahkan.

Kendati meminta maaf, kecaman sudah terlanjur mengalir ke Paus Benediktus XVI karena tidak segera mengekskomunikasi Richard. Sikap Paus ini dinilai menyinggung mayoritas Yahudi di dunia dan pemerintaah Israel.Tapi Sikap Paus yang tak mengekskomunikasi Richard mendapat dukungan kalangan pro Palestina. Karena saat ini bangsa Palestina justru ditindas oleh kaum zionis atau Yahudi yang pernah menjadi korban Nazi.

Kritik Untuk Zionisme

Pernyataan Richard sama persis dengan apa yang sering dilontarkan oleh Presiden Iran Ahmadinejad.Baru-baru ini Ahmadinejad juga membuat pidato kontroversial di tengah The World Conference Against Racism (WCAR) atau KTT Antirasisme (tepatnya 20/4/2009) di Geneva, Swiss.

Dalam pidatonya, Ahmadinejad mengkritik zionisme dan proses terbentuknya Israel.dan menyebut Pemerintah Israel dari 1948 hingga 2009 sebagai pemerintahan rasis yang menjajah bangsa Palestina. Lahirnya Israel juga sarat paksaan, karena Barat mengirimkan imigran Yahudi asal Eropa dan AS dengan tujuan mendirikan pemerintahan rasis di Palestina.

Kritik Ahmadinejad sudah tentu merupakan sebuah kebenaran.Kebenaran, seperti bunyi sebuah “adagium” kadang memang pahit. Seharusnya kalau “holocaust” memang benar, Israel jangan malah membuat 6 juta warga Palestina menderita dan tersisih dari tanah kelahirannya. Tapi apa yang terjadi, tanah warga Palestina telah dirampas oleh Israel. Berdirinya Israel pada 1948, tak lepas dari peran imperialis Inggris.

Kalau toh ada “holocaust”, amat disayangkan peristiwa yang telah menodai sejarah peradaban Barat itu kiga tidak bisa menjadi pelajaran bagi para pemimpin mereka. Tata dunia baru yang telah digembar-gemborkan t, ternyata hanya retorika belaka. Karena tata dunia kita saat ini masih merupakan tata dunia lama, mengingat sistem pemerintahan yang menindas martabat manusia dan bersifat rasis seperti pemerintah Israel , masih terus ditoleransi dan justru didukung.

Kita y prihatin, mengapa Israel mempraktikkan represi terhadap bangsa Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza.Malah dengan naiknya kembali PM Benjamin Netanyahu dan menlunya Avigdor Lieberman yang berhaluan kanan, hasil Pemilu pada 10 Februari 2009 prospek perdamaian di Timteng kian suram. Solusi berdirinya sebuah negara berdaulat bagi bangsa Palestina juga tinggal menjadi ilusi.

Pemerintahan Rasis Israel Terkini

Seperti diketahui, pemerintahan baru Israel saat ini dipegang oleh sosok-sosok yang dikenal rasis, seperti Lieberman atau Benjamin Netanyahu..Jangan lupa Bibi punya ayah bernama Ben-Zion Netanyahu, seorang profesor Sejarah Yahudi dan bekas pembantu senior dari Zeev Jabotinsky.Nama terakhir adalah sosok penggagas Zionisme Revisionis yang menghalalkan segala cara, termasuk cara kekerasan dan tindakan rasis untuk mengusir warga Palestina, ketika tanah Palestina ditetapkan sebagai tempat bagi berdirinya negara Israel yang harus menampung kembalinya orang Israel (dispora) dari seluruh dunia. Zeev Jabotinsky juga banyak mendirikan banyak sayap militer seperti Irgun, organisasi teroris dan militan di bawah tanah. Bibi jelas sangat terpengaruh Jabotensky.

Lagipula, Bibi nyaris tidak punya pengalaman dalam perundingan perdamaian. Sebaliknya Bibi punya pengalaman lebih banyak di bidang militer bersama dua saudaranya Yonathan dan Iddo. Ketiga Netanyahu bersaudara pernah berdinas di satuan pengintai Sayeret Matkal.Bahkan dari kajian psikologi, tampak seperti ada dendam kesumat dalam hati Bibi, mengingat kakaknya yang bernama Yonatan Netanyahu terbunuh pada Operasi Entebbe pada 1976. Pengalaman-pengalaman seperti itu jelas mempengaruhi pandangan Bibi atas bangsa Palestina.

Sedangkan Avigdor Lieberman lahir 5 Juni 1958 di kota Kishinev, Moldova.Ia pernah terlibat dalam gerakan radikal kanan rasialis ”Kach” pimpinan Rabbi Meir Kahane yang punya tujuan mengusir warga Arab atau Palestina keluar dari wilayah Israel.

Tampilnya dua sosok itu jelas akan menambah penderitaan bagi bangsa Palestina, yang sudah menderita sejak 1917, ketika nenek moyang mereka harus menyingkir dari kampung halamannya demi memberi tempat kepada para imigran Yahudi. Memang ada nuansa rasis atas bangsa Palestina di balik pemerintahan Israel dari 1948 hingga 2009.

Semoga kunjungan Paus Benediktus kali ini bisa merintis kembali proses perdamaian yang macet akibat naiknya Bibi dan Lieberman dan ada harapan bagi berdirinya negara Palestina.Vatikan termasuk setuju dengan solusi negara merdeka bagi Palestina (Jawa Pos,12 Mei 2009).Vatikan juga berkepentingan agar Yerusalem tidak terus diecnegkeram Israel sendiri, tetapi menjadi ibukota yang terbuka bagi ketiga pemeluk agama Samawi. Raja Abdullah dari Saudi saat berkunjung ke Vatikan beberapa waktu lalu sudah “sambat” agar proses Yaudisasi Al Quds(Yerusalem) dihentikan.

Tom Saptaatmaja, alumnus STFT Widya Sasana dan Seminari St Vincent de Paul, Pegiat Lintas Agama.