Sinar Harapan, 23 Juni 2012
Restu Iska Anna Putri*)
Apa yang terjadi pada timnas Yunani di ajang Euro atau Piala Eropa 2012,
berimbas di dunia politik. Sebagai juara Piala Eropa 2004, timnas Yunani semula
diprediksi tersingkir lebih awal, mengingat
hasil di dua laga awal di Grup A yang tidak begitu menggembirakan.
Yunani ditahan draw tuan rumah Polandia 1-1 pada laga perdana (8/6), kemudian
dikalahkan Ceko 1-2 (13/6)
Namun pada partai ketiga yang menentukan melawan Rusia (17/6), Negeri Para
Dewa itu membuat Rusia terluka dengan
menang 1-0 berkat gol Giorgios Karagounis. Berdasar aturan baru
UEFA (khususnya head to head), Yunani akhirnya melaju ke babak perempat final,
menantang juara Grup B Jerman.
Pemilu
Hasil yang menggembirakan di lapangan hijau itu rupanya berlanjut di
lapangan politik. Sukacita kemenangan atas Rusia itu menjadi bekal bagi 9,8
juta rakyat Yunani untuk pergi ke berbagai tempat pemungutan suara (TPS) pada
Minggu (17/6).
Pemilu kali ini memang menentukan masa depan Yunani apakah akan tetap atau
keluar dari zona euro. Maka bagi banyak negara lain, ketegangan menanti hasil
pemilu Yunani sama dengan ketegangan menonton tim favorit di ajang Euro.
Maklum pemilu Yunani punya implikasi
yang besar terhadap zona euro dan kekhawatiran keluarnya Yunani dari
negara-negara bermata uang tunggal (Graexit) akan memicu efek domino yang
dahsyat.
Meski ekonominya stabil, Jerman juga mulai kelimpungan karena ada cukup banyak
kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) di dalam negri. Syukurlah ada ajang Euro,
mengingat di Jerman banyak industri yang diuntungkan. Misalnya perusahaan
produk olahraga terbesar Jerman mampu mencetak keuntungan hingga 3 miliar dolar
AS serta mampu menyerap 50 ribu pekerja
selama berlangsungnya Euro.Jadi soccernomics
bisa menyelmatkan Eropa dari krisis, paling tidak untuk sementara waktu.
Yang jadi pertanyaan banyak orang, mengapa krisis utang Yunani menimbulkan
efek domino? Pasalnya utang Yunani menjadi
sumber pendapatan Italia. Dan ini diperlukan Negeri Pizza itu untuk
membayar utang pada Spanyol. Dan pembayaran dari Italia diperlukan Spanyol
untuk membayar kewajiban utangnya pada Jerman, negara yang ekonominya paling stabil
di Uni Eropa.Jadi krisis utang Yunani membentuk lingkaran krisis yang menyeret
negar-negara lain.
Bukan hanya di negara-negara zona Euro, krisis utang Eropa juga menjalar ke
mana-mana, termasuk ke negri kita. Simak selama berhari-hari apa yang terjadi
di Yunani atau krisis utang Eropa juga membuat mata uang Rupiah tertekan dan
mendekati Rp 10.000 per 1 dollar AS.
Pasar Lega
Syukurlah akhirnya Partai New
Democracy keluar sebagai pemenang pemilu Yunani. Kemenangan partai pendukung
“bail out” atau dana talangan ini
sungguh melegakan pasar global, paling tidak untuk sementara waktu. Partai yang
dipimpin oleh Antonio Samaras itu berhasil memenangkan pemilu di Yunani 17 Juni
kemarin dengan suara 30 persen atau 130 kursi.Partai ini bersama partai Pasok
yang juga pro Uni Eropa akan cukup membentuk koalisi yang mayoritas, dengan
total kursi mencapai 163 dari 151 yang disyaratkan.
Beberapa saat sebelm pemilu,
kepada BBC, Samaras menegaskan akan memimpin negerinya keluar dari krisis keuangan dan tetap berada
di zona euro. Dia menyatakan
menerima kesepakatan mengenai utang Yunani,tetapi dia akan melakukan
perundingan ulang dan mencari jalan keluar dari krisis.
Sebagaimana diketahui, meski perekonomian Yunani hanya berkontribusi 0,4%
atas perekonomian dunia, namun krisis utang di negri itu mengancam banyak
negara ke dalam krisis juga. Sekedar ”flashback”, krisis mulai mengancam Yunani pada kuartal kedua 2009 dengan kontraksi
ekonomi 0,4 persen. Utang nasionalnya mencapai 350 miliar euro, lebih besar
dibandingkan dengan penghasilan negara itu. ”Bailout” atau dana talangan tahap
pertama sebesar 110 miliar euro pada
pertengahan Mei 2010 belum cukup untuk menyelamatkan Yunani dari deraan krisis.
Written-off (pemutihan hutang) Yunani yang diusulkanpun masih banyak
dipertimbangkan dan belum menghasilkan keputusan berarti. Negara-negara zona
Euro mendesak Yunani menerima ”bail out”
tahap II.Kita masih akan melihat, bagaimana strategi pemerintah Yunani yang
baru di bawah Samaras dalam mencari jalan keluar.
Meski dunia masih menunggu sepak terjang pemerintah baru, namun berbagai
pihak, termasuk Bank Indonesia mengaku
lega atas hasil pemilu Yunani. Pasalnya BI sudah menyiapkan antisipasi,bila
Yunani keluar dari zona Euro. Dengan hasil pemilu seperti itu, berarti BI tak
perlu terlalu pusing.
Namun, sebaiknya BI memang tetap meningkatkan pasokan valas di pasar sesuai
dengan kebutuhan. Sebagaimana diketahui, krisis utang Eropa paling dirasakan
tekanannya di pasar valas dan pasar keuangan kita. Ini terjadi karena posisi utang
luar negri swasta Indonesia dari Eropa per April 2012 mencapai 21,6 miliar dollar
AS dengan rincian utang berasal dari Belanda (57,3%), Inggris (10,7%), Jerman
(6,4%) dan Prancis (2,5%).
Pesan Untuk Kita
Para penggemar filsafat di dunia, termasuk dari Indonesia amat menggemari
pemikiran para filosof Yunani klasik seperti Socrates, Aristoteles, Plato,
Epicuros dsb.Nah, pemerintah kita juga perlu belajar tentang utang dan
dampaknya. Krisis Yunani harus memberi pelajaran
pada kita.
Seperti diketahui, total utang pemerintah Indonesia hingga Mei 2012
mencapai Rp 1.944,14 triliun rupiah, naik Rp 140,65 triliun dari posisi di
akhir tahun 2011 yang nilainya Rp 1.803,49 triliun rupiah. Konyolnya ada
kabar pemerintah berencana menambah
utang dengan total hingga Rp 134 triliun untuk pembiayaan anggaran. Memang
rasio utang kita terus menurun.Tahun
2000, total utang kita Rp 1.234,28
triliun dengan rasio 89% dan 2011 lalu, total utang jadi Rp 1.816,85 triliun dengan rasio 28,2%.Jadi masih aman.
Meski demikian, kita perlu belajar hati-hati. Utang yang besar, pasti akan
menjadi kendala untuk mencapai kesejahteraan yang merata dan adil. Bunga yang
besar, sebenarnya bisa dipakai untuk mengentas kemiskinan. Jadi perlu ada
peninjauan terhadap kegemaran dalam berutang ini. Bila tidak perlu utang lagi,
ya jangan berutang. Apalagi kesadaran betapa berbahayanya utang sering datang belakangan setelah
nasi menjadi bubur, sebagaimana dialami Yunani.Kita berharap saja, pemerintah
baru Yunani akan bisa menyelamatkan negri itu dari krisis dan dunia, termasuk kita tidak
terancam akan dampaknya.
*)Praktisi Keuangan dan Perbankan sekaligus Penggemar Bola di Balikpapan
No comments:
Post a Comment