Thursday, July 5, 2012

KLONING MANUSIA AKAN MENJADI KENYATAAN


indonesia.ucanews.com, 20/04/2012
Oleh Choe Jae-chun, dosen Eco-Science di Ewha Womans University,  Seoul.

Perkembangan ilmu pengetahuan memaksa  kita untuk berpikir tentang kehidupan berbeda dari sebelumnya, dari perspektif baru.

Dewasa ini kloning manusia sudah sangat mungkin, meskipun debat soal implikasi etiknya terus bergulir. Hingar bingar  seputar klaim oleh dua kelompok lembaga penelitian independen sudah berputar, masing-masing mengatakan sudah memproduksi atau akan memproduksi kloning bayi manusia.

Kita tidak punya pilihan selain menghadapi kenyataan ini.

Kehidupan dari tiap-tiap organisme sudah berakhir. Sebagian besar agama menerima bahwa hidup itu fana, tapi mengajarkan kita bagaimana memperoleh kehidupan kekal.

Akan tetapi kodrat fana dari kehidupan di dunia hanyalah suatu sudut pandang organisme. Hidup pada tingkat genetik sifatnya abadi karena organism dirancang oleh gen untuk diperbanyak sebanyak mungkin.

Hidup di planet bumi dimulai dengan kelahiran DNA miliaran tahun lalu. Sejak itu DNA terus membentuk berbagai macam tubuh. DNA hidup di dalam tubuh apa saja, mulai dari semut, kadal, hingga anda dan saya, dan akan terus memperbanyak diri seperti yang sudah-sudah.

Gen tidak mendikte setiap gerakan dan napas kita, tapi segala sesuatu yang tidak tertulis dalam DNA kita tidak serta merta bertumbuh dalam diri kita.

Orang Kristen memberi arti atas roh (jiwa) melalui hubungan dengan Tuhan, namun saya berpendapat bahwa jiwa manusia juga memiliki fenomena biologis. Saya tidak mengatakan bahwa jiwa merupakan ekspresi langsung dari DNA, karena bahkan kembar yang mirip sekalipun dengan gen yang serupa tidak memiliki jiwa yang sama. Manusia kembar boleh saja secara genetic sama tapi secara biologis berbeda. Demikian juga dengan cloning. Jiwa manusia tidak bisa dikloning.

Secara pribadi, saya lebih khawatir soal manipulasi gen daripada kloning itu sendiri. Manipulasi gen memberikan bahaya yang nyata dan tanpa tunda-tunda terhadap stabilitas masyarakat kita. Godaan untuk menukar gen buruk dengan gen baik akan menjadi sesuatu yang tidak terhindarkan.

Akan tetapi tidak ada masalah dengan orang yang mencoba mempersenjatai diri dengan gen yang lebih baik. Masalahnya, pengganti gen akan bekerja pada arah berlawanan dengan apa yang dicapai melalui reproduksi seksual. Reproduksi seksual (sexual reproduction) meningkatkan perbedaan genetik (genetic diversity), sedangkan gen pengganti (gene substitution) akan menurunkan perbedaan gen dari populasi secara keseluruhan.

Karena itu, etika baru diperlukan di ‘dunia yang berani’ yang kita tinggali saat ini. Moralitas merupakan bagian dari manusia karena kita hidup dalam masyarakat. Salah satu teori revolusi sosial yang sangat kuat adalah teori altruisme timbal balik, di mana moralitas menjadi inti dari hubungan timbal balik itu.

Kita cenderung berpikir bahwa dunia menjadi tidak bermoral, barangkali karena kita belum bisa membangun dan menimplementasi etika standar yang sesuai dengan era baru. Kita tidak boleh menuangkan  anggur ke dalam botol lama.

Perkembangan-perkembangan terkini dalam ilmu pengetahuan member kita banyak permasalahan yang tidak mudah. Ketakutan dan ketidaktahuan tidak akan membantu kita dalam memecahkan masalah-masalah itu. Upaya-upaya untuk mempelajari lebih banyak tentang masalah dan dialog antara ilmu pengetahuan dan ilmu filsafat menjadi pilihan kita satu-satunya. 

Naskah asli: Human cloning may soon be reality

No comments: