Sunday, June 24, 2012

Berhitung Ekonomi di Piala Eropa


Abdullah Sammy ; Wartawan Republika
SUMBER :  REPUBLIKA, 09 Juni 2012




Bukan menjadi rahasia bahwa di setiap event olah raga memuat kepentingan ekonomi yang diusung setiap negara peserta. Dan, hanya ada tiga event olahraga di bumi ini yang bisa memberi keuntungan ekonomi sangat besar, yakni Olimpiade Musim Panas, Piala Dunia FIFA, dan Piala Eropa.

Khusus penyelenggaraan Piala Eropa 2012 di Polandia dan Ukraina kali ini, motif ekonomi akan makin dikejar oleh tiap negara peserta. Pasalnya, ekonomi Eropa kini sedang sakit parah. Bahkan, para pengamat ekonomi menyebut krisis perbankan yang kini melanda Eropa adalah yang terburuk sejak 1929.

Semua krisis yang menghantam Eropa itu melibatkan negara-negara yang berpartisipasi dalam Piala Eropa 2012. Yunani yang menghuni grup A adalah negara yang menyebabkan efek domino kejatuhan ekonomi Eropa.

Berbeda dengan strategi timnas sepak bolanya yang mengusung prinsip defensif, ekonomi Negeri Para Dewa itu justru ultra-offensive. Jika diibaratkan strategi sepak bola, negara Yunani memainkan all out attack dengan menguras dalam-dalam anggarannya untuk membiayai keuangan negara.

Pendekatan defisit anggaran dengan mengandalkan utang yang sangat besar menjadi pilihan Yunani untuk mengejar ketertinggalan ekonominya dari negara lain di zona Eropa. Strategi Yunani ini sempat membuahkan hasil manis dengan pertumbuhan ekonomi negara itu sepanjang awal 2000-an.

Namun, pertumbuhan Yunani tidak berbanding lurus dengan utang negara itu yang semakin menggila. Walhasil, saat utang itu jatuh tempo, seribu dewa Yunani pun tidak sanggup membayarnya.

Yang celaka, utang Yunani terkait dengan sumber pendapatan Italia, negara yang di Piala Eropa 2012 menempati Grup C. Padahal, pembayaran utang dari Yunani diperlukan Italia untuk membayar utang pada negara yang kini menjadi rival mereka di putaran grup Piala Eropa, Spanyol.

Walhasil, krisis Yunani merembet ke negeri Pizza dan Matador. Krisis pun makin parah, pembayaran utang yang macet dari Italia membuat Spanyol juga tidak mampu menyelesaikan kewajiban keuangannya pada Jerman. Padahal, Jerman butuh uang pembayaran dari negara yang menaklukkan mereka di final Piala Eropa 2008 itu untuk membiayai perekonomian dalam negeri.

Praktis, ekonomi Jerman tergoncang yang mengakibatkan sejumlah perusahaan harus memberhentikan pekerjanya.
 Sebagai kekuatan ekonomi utama di Eropa, goyahnya ekonomi Jerman juga mengakibatkan iklim ekonomi benua biru itu jadi lesu. Kini, seluruh pemerintahan negara yang berpartisipasi di Piala Eropa 2012 sedang berpikir keras soal bagaimana cara menyelamatkan ekonomi negaranya masing-masing.

Bagi Jerman, adanya ajang Piala Eropa mampu jadi penyelamat, terutama di sektor industri negara itu. Seperti dilansir Deutsche Welle, setiap ajang sepak bola seperti Piala Dunia dan Piala Eropa, perusahaan produk olahraga terbesar Jerman mampu mencetak keuntungan hingga 3 miliar dolar AS.

Perusahaan itu pun mampu menyerap 50 ribu pekerja selama berlangsungnya Euro. Banyak pesanan kostum kesebelasan negara peserta dan produk yang terkait, membuat keuntungan perusahaan Jerman itu melonjak tajam.

Pun halnya Italia dan Spanyol. Hampir selama tiga minggu pelaksanaan Piala Eropa, kedua negara itu dipastikan akan mendapat pemasukan yang fantastis dari pajak tempat hiburan. Banyak nya pendukung Azzurri dan tim Matador yang menyerbu bar, terutama kala negara itu bersua di laga perdana Grup C, dipastikan akan menghasilkan pemasukan besar.

Khusus bagi Yunani, ajang Piala Ero pa kali ini adalah kesempatan mereka untuk memperbaiki citra negara itu, seusai dihantam krisis ekonomi. Merujuk keberhasilan Yunani menjadi juara Piala Eropa 2008 yang berimplikasi pada melonjaknya keuntungan di sektor pariwisata, hal serupa kini coba diretas mereka di Polandia Ukraina.

Selama ini, sektor pariwisata jadi andalan Yunani untuk mendapat fulus pembayaran mega-utangnya. Status Yunani sebagai negara ketujuh tujuan utama turis dunia dengan pemasukan yang mencapai miliaran dolar, tentu ingin di pertahankan dengan adanya promosi yang baik. Dan, tidak ada promosi yang lebih baik ketimbang tampil baik di Piala Eropa 2012.

Dengan kenyataan ini, Piala Eropa pun jadi berkah yang tersembunyi di tengah krisis ekonomi yang menerpa Benua Biru. Syarat bagi negara peserta untuk mengeruk keuntungan ekonomi pun sederhana; cukup bertahan selama mungkin di kejuaraan atau kucuran dolar menghilang.

No comments: